Cerpen "Antara Aku, Dia dan Dosenku" karya Rhany Berotabui



Antara Aku, Dia dan Dosenku



Lyra namanya, seorang gadis cantik yang masih bersekolah di salah satu SMK di kotanya. Dia memiliki dua orang sahabat yang selalu setia bersamanya. Mereka adalah Leka dan Linda.

Leka dan Linda memiliki pacar yang baik dan setia kepada mereka, tetapi sayangnya pacar Lyra sering selingkuh. Lyra merasa tak nyaman dengan hal itu, dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.

Pada suatu hari teman SMP Lyra menelpon dan berkata bahwa dia ingin memperkenalkan Lyra kepada seseorang. Mereka pun menentukan waktu untuk bertemu. Namun akhirnya pertemuannya dibatalkan karena teman Lyra tiba-tiba berhalangan hadir harus menjemput orang tuanya di bandara. Akhirnya dia hanya mengirimkan nomor HP temannya yang ingin diperkenalkan. Dari situ perkenalan antara Lyra dan Waran dimulai, dan mereka pun sepakat untuk bertemu langsung.

Saat melihat Lyra, Waran langsung tertarik akan kecantikan Lyra. Senyumnya yang manis, cara bicaranya yang manja, tatapan dan lirikan matanya membuat Waran tak tahan dengan hal itu. Saat mengobrol mereka terlihat sangat akrab seolah-olah sudah lama saling kenal.

Lewat pertemuan itu, Waran mendapati bahwa dirinya jatuh cinta kepada Lyra dan mencoba menjalani hubungan bersamanya. Keakraban, kasih sayang, cinta dan arti memiliki pun tumbuh di antara mereka seolah-olah tak ingin berpisah.

Setahun pun berlalu dan kasih sayang di antara mereka semakin dekat. Tetapi sayangnya Waran dan Lyra berbeda agama. Orang tua mereka masing-masing tak mengizinkan hubungan mereka berlanjut. Hal ini membuat mereka sedih dan kecewa. Namun hal itu tidak menghalangi mereka untuk tetap saling mencinta, melainkan harus diperjuangkan, sebab mereka berdua sudah saling menyayangi.

Suatu kali Waran datang ke rumah Lyra. Saat itu Waran mencoba berbicara dengan orang tua Lyra agar Lyra bisa menikah dengannya dan ikut agamanya. Akan tetapi orang tua Lyra tidak menerima hal itu bahkan mengusir Waran dari rumah mereka. Orang tua Lyra berkata bahwa Waran tak bisa menjalin hubungan dengan Lyra dan hubungan mereka harus diakhiri saat itu juga. Saat mendengar hal itu, hati Waran sangat sakit dan hampir meneteskan air matanya sampai akhirnya dia pamit pulang. Lyra kemudian menemani Waran menuju mobilnya yang diparkir di halaman rumahnya. Waran yang tak tahan dengan hal itu, menangis sambil memeluk Lyra sekuat-kuatnya hingga Lyra pun ikut menangis.

Malam itu juga tanpa minta izin orang tua mereka minggat dari rumah. Dengan motor mereka pergi melarikan diri. Dalam perjalanan mereka terus menangis karena tak ingin dipisahkan. Mereka tak percaya dengan semua kenyataan ini.

Dalam tangis Lyra mengucap janji kepada Waran bahwa sampai kapan pun hanya Waran yang dia sayang. Mendengar hal itu, Waran menangis bahagia seakan tak ingin lagi berpisah dengan Lyra.

Enam bulan pun berlalu dan Lyra serta Waran harus mengikuti ujian nasional. Syukur mereka berdua pun dinyatakan  lulus. Lyra akan melanjutkan pendidikannya di Universitas ternama di kota itu, tetapi Waran tak bisa melanjutkan pendidikannya.

Hari-hari mereka lewati. Lyra sebagai anak kampus dan Waran sebagai montir di sebuah bengkel miliknya sendiri. Namun, semenjak lulus mereka jadi jarang bertemu. Dalam seminggu mungkin hanya tiga kali bertemu.

Tiba harinya Lyra harus mengikuti wawancara untuk bisa masuk di kampusnya. Ia diwawancarai oleh salah seorang dosen muda dan masih bujangan. Karena ketampanannya dan faktor jarang bertemu dengan Waran, Lyra sepertinya jatuh hati kepada dosen muda itu. Tanpa diduga, dosen tersebut juga ternyata pernah bertemu dan bahkan pernah setaksi dengan Lyra. Dan juga, saat itu dosen tersebut sudah melirik Lyra.

Lyra melewati masa-masa belajar di tahun pertama dan tiba saatnya dia harus mengikuti perkuliahan yang diajari oleh dosen yang pernah mewawancarinya dulu. Kesempatan itu tidak disia-siakan Lyra untuk mengenal lebih dekat dosen tampan yang dia sukai. Dosen itu yang juga menaruh hati pada Lyra juga memanfaatkan kesempatan itu. Semakin hari hubungan mereka semakin dekat. Faktor renggangnya hubungan antara Lyra dengan Waran sepertinya juga menjadi pemicu berpalingnya Lyra kepada pria lain.

Akhirnya Lyra menetapkan hubungan pacaran dengan dosen tersebut, walaupun sebenarnya dia belum memutuskan hubungannya dengan Waran. Lyra mulai jarang menghubungi Waran, dan muncul pemikiran untuk meninggalkan Waran dengan mengungkit kembali alasan perbedaan agama. Hal itu ternyata tidak diterima oleh Waran, karena sudah tiga tahun hubungan mereka baik-baik saja walaupun ditentang oleh orang tua masing-masing.

Kecurigaan muncul dalam hati Waran. Setelah kesana kemari mencari informasi dari teman-teman Lyra dan memata-matai gerak-gerik Lyra, akhirnya prasangka Waran benar adanya. Lyra juga mengakui semua perbuatannya kepada Waran. Karena tak tahan dengan situasi seperti ini, saat mendengar pengakuan itu Waran memeluk Lyra sekuat mungkin dan berkata padanya bahwa walaupun dia tak punya pekerjaan yang sebanding dengan dosen itu tapi cinta yang dia punya bukan hanya ucapan dibibir saja, tapi dari hati dan cinta ini selamanya hanya untuk Lyra. Mendengar hal itu Lyra menangis dan tak ingin melepaskan pelukan Waran. Lyra menyadari bahwa cinta sejatinya hanya ada dari Waran. Namun semuanya sudah terlambat. Lyra ternyata sudah menerima lamaran dosennya untuk menikah dan hubungan mereka sudah membuahkan hasil. Lyra hamil di luar nikah oleh dosen itu.

Waran teramat sedih bahkan marah dengan hal itu. Sempat terbias ingin bunuh diri tapi dia tak mau menyakiti kedua orang tuanya dengan hal itu. Malam itu juga dia melarikan diri di tengah hujan. Saat itu air matanya mengalir sangat deras, namun tertutupi oleh derasnya air hujan yang menerpanya. Pelampiasan pun diambilnya dengan cara mabuk-mabukan di kamarnya. Dia berteriak histeris bahkan menakuti orang tuanya yang saat itu tidak bisa berbuat apa-apa. Semua barang di kamarnya dilemparkannya berserakan di lantai. Sampai dia melihat sebuah album foto kenang-kenangan saat-saat bahagianya bersama Lyra waktu masih sama-sama di SMK. Dia menangis dan berteriak sekeras-kerasnya.

Sebulan sudah berlalu, tidak ada lagi komunikasi antara Waran dan Lyra. Lyra terlalu sibuk dengan kuliahnya dan mengurusi bayi hasil hubungannya dengan dosennya. Sedangkan Waran masih meratapi kesedihannya. Sering orderan bengkelnya terbengkalai. Hari-harinya masih dibayang-bayangi kenangannya bersama Lyra.

Suatu malam Waran menelpon Lyra dalam keadaan mabuk. Dia berkata bahwa dia masih sayang kepada Lyra dan dia tidak rela melepaskan begitu saja kepergiaan Lyra kepada pria lain. Dia mengungkit kembali ikrar janji-janji mereka yang dulu, bahwa mereka akan hidup bersama dan membina keluarga bersama. Lyra hanya bisa menangis dan menyesalinya.



karyaRhany Berotabui